Selasa, 13 November 2012

Menghilangkan jerawat 9999% alami


Sungguh besar karunia yang di berikan alloh SWT,
Salah satu karunia terbesarnya yaitu akal dan fikiran,yang hanya manusialah yang dikaruniakan ini,
Dengan akal kita dapat membedakan mana yang hitam dan putih, mana yang benar dan yang salah.
Akal atau fikiran juga dapat menjadi kekuatan dalam diri manusia, salah satunya dengan pengetahuan, dengan akal kita Dapat belajar merespon, menganalisis,dan sebagainya.
Baiklah bicara mengenai analisis tentun lah kita sebenarnya dapat menganalisis apa yang terjadi di sekitar kita.
Contoh kecil JERAWAT, wah apa hubungan nya nih sama jerawat,
baiklah, bagi yang mempunyai jerawat pasti kan mencari solusi agar mengilangkan jerawat atau biar g jerawatan, mulai dari internet atau tanya  pada orang yang jerawatan (apa tips nya),
hehe,ada ada ajha sampe pake bawang putih lah , pake putih telur,teh,beras kencur dan lain2, selain ribet juga nyiksa dengan efek yang di timbul kan,... oggghhhh tidakzzzzz,hehe
baik lah kali ini ada tips menghilangkan jerawal dan 1.000% alami ,hehe
 saya akan bercerita saja, semoga dapat berman faat.

Dulu, dengan minim nya pengetuan yang saya dapat menganalisis bahwa kenpa teman saya orang pondok (teman sya) g jerawatan ya? Wajahnya cerah Sedangkan orang yg ga di pondok banyak yang jerawatan,
Lain lagi kenapa hanya remaja yang jerawatan bapak bapak atau ibu ibu engga,
Atau apa ya?
Mu;lai dari mengambil kesimpulan bahwa orang yang fikirannya kotor pasti banyak jerawatnya, tetapi seiring berjalannya waktu kesimpulan itu tidak terbukti, lanjut dengan kesimpulan bahwa jika hati nya baik tidak akan jerawatan tapi kalo hatinya g baik jerawatan, pendapat itu msih di pertahankan,

Sampai pada kemarin2 sya melihat di antv dengan topik face reading atau membaca wajah info yang di peroleh dari situ penyebab jerawat karena tidak bisa mengontrol emosi, hmm, mungkin bener juga fikirku,

Setelah di fikirkan memang kalau emosi bersumber dari hati,
Kesimpulan di dapatkan sudah fix 100% benar,
Jika orang itu dekat dengan alloh,menjalankan perintahnya,menjauhi larangannya,dan dia mempunyai hati yang tulus, pokoknya orang nya baik dalam segalahal, insyaalloh wajahny Bersih dan bersinar2,
EMemang tidak ada manusia yang sempurna atau sesempurna itu, t tapi setidaknya itu sebuah konsep,.. konsep perumusan tidak jerawatan dari saya,hehe

Intinya semakin dekat dengan alloh semakin bersih dah,J

Oh ya tips ju kalo milih cewe atau cowo jangan yang jerawatan, cz itu mencerminkan hatinya.

Kamis, 08 November 2012

5 juta Link download ziddu


Baiklah kali ini saya akan membagi link download yang ada di salah satu web hosting yaitu ziddu.com
Cara download nya copy link yang akan di download dan paste kan pada tab jendela baru pada broswer mu,
Atau blok link yang akan di download > klik kanan > open new tab
Mungkin tidak semua jadi di download, tetapi dengan 5 juta link di sini, kamu dapat memilih file mana saja yang kamu suka dan mau kamu download.
Baik lah langsung saja


Link Lain Copy Text Ini dan ganti angka belakangnya,[ http://www.ziddu.com/root/urllist20.txt ] menjadi 21,22 dst,..

Peringatan ...!!! jangan buka link yang berbau porno yah...!!! Buka ajah file software-software kan banyak...oke   terima kasih

Senin, 05 November 2012

Sms Klepek-klepek


Suatu saat nanti..
Mata kamu pasti akan melihat kekuranganku..
Suatu saat nanti..
Telingamu pasti akan mendengar keburukanku..
Dan suatu saat nanti..
Pasti hatimu akan tersakiti oleh sikapku…
Itulahhh aku…..
Aku bukan manusia yang sempurna..
Maka dari itu aku butuh kamu..
Tegur aku bila aku salah..
Nasehati aku bila aku keliru..
Jangan diemin aku..
Isi kekuranganku dengan kelebihanmu…
Jadi, jangan pernah bosan mengenal aku

mau curhat


Saat tingkat ke’galau an hati berada dalam daerah yang tak bisa di rasa lagi. Karna Terlalu berat untuk di rasakan tetapi terlalu sulit untuk di ungkapkan. Hanya dapat meneteskan air mata,ya, air mata kesedihan. karna setetes air mata itu, dapat meluapkan segalanya dan dapat mewakili perasaan yang sedang di rasakannya.
Bicara mengenai curhat, kebanyakan dari kita biasanya mencurahkan apa yang sedang kita rasakan kepada sahabat atau teman baik kita. Ya, dengan harapan mereka akan dapat memberi solusi dengan masalah atau problema yang sedang di hadapi.
Sobat SB2.com sahabat,teman dll memang kadang slalu ada untuk kita, saat bercanda,tawa,saling berbagi,saling mengisi dan lain sebagainya.
Tapi percayalah sobat SB2.com kodrat seorang manusia yaitu mengungkap kan atau memberikan apa yang di rasa baik. Sedangkan dia tidak tau apa yang sebenarnya kamu rasakan. Contoh sebagai contoh kemarin-kemarin teman saya tidak masuk kuliah selama 1 minggu dan kabarnya tidak melanjutkan nya lagi. Semua teman dan sahabat bertanya kenapa dia?ada apa? Ada masalah apa? Dan menyuruh nembujuk agar mau berangkat lagi, orang jawa bilang eman-eman bayane mahal dlll dan kasian juga orang tua, da ada seorang yang sama di kelas itu meminta tolong kepada ku agar dapat membujuk agar mau berangkat lagi. Setelah itu saya kerumahnya dan berkata layak nya memberikan solusi . kenapa? Dia tersenyum, kenapa apa nya? Dia jawab pertanyyan ku.
Ya, kenapa katanya kamu g masuk kuliah smpe 1 minggu. Da maslah pa? Dia hanya bilang sudah lah g da papa ko, janagn bahas itu lagi ya, dia bilang.  Q pun menjawab dengan jawaban klasik, apa g sayang biayanya,kasian orang tuas mu kan.
Dia pun berkata,iya si tapi ya kaya gitu lah, malah temen kita ada yang mengira gini-gini-gini (negatif) lho ke aku, padahal kan dia harus nya tau aku sebagaai sahabatnya.
Oh iya, kulantas bilang “kodrat nya aku sebagai teman atau sahabat kamu, memberikan solusi yang menurut saya baik. Dan sebenarnya masalah itu hanya kamu yang bisa menanganinya” jadi apa yang kamu rasakanitu hanya kamu yang tau jawabannya.
Jika itu sebuah pertanyaan maka jawabannya ada pada diri kamu,
Jika itu sebuah pernyataan maka itu bersumber dari dalam diri kamu.
Percayalah hanya kamu yang mengerti diri kamu sendiri.

Lanjut ke topik kali ini, sekali lagi hanya kamu yang dapat mengetahui jawaban atas masalah yang kamu hadapi.

Hakikat ramadhan


Sudah berapa kali kita berjumpa Ramadhan? Bagaimana kita memaknai Ramadhan selama ini? Apakah kita biasa melaluinya begitu saja? Ataukah kita menjalaninya dengan biasa-biasa saja? Ataukah kita benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkannya untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi?
Jika kita ingin benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkan Ramadhan, tidak bisa tidak kita harus memahami hakikat Ramadhan. Berikut ini beberapa makna dan hakikatnya.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Bercermin Diri (Syahrul Muhasabah)
Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang muqtashid (yang pas-pasan saja), ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).
Disamping itu, Ramadhan juga merupakan sarana yang sangat tepat bagi kita untuk bercermin diri. Sebuah hadits muttafaq ‘alaih menyatakan bahwa selama bulan Ramadhan syetan-syetan dibelenggu. Nah, jika syetan-syetan telah dibelenggu tetapi kita masih saja melakukan dosa dan kemaksiatan maka seperti itulah diri kita yang sebenarnya.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Limpahan Rahmat (Syahrur Rahmah)
Rasulullah bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa di bulan ini … Barangsiapa tidak mendapat bagian kebaikannya, maka sungguh berarti ia telah dijauhkan dari rahmat Allah.”
Pada bulan Ramadhan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulan-bulan lainnya. Pada bulan ini, Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan, memberikan semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberikan bonus satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadr. Karena itu, rugilah kita jika selama bulan ini kita tidak memanfaatkan limpahan rahmat Allah yang sedemikian besar.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Taubat (Syahrut Taubah)
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berdiri (menegakkan shalat malam, shalat tarawih) pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yeng telah lalu akan diampuni.” Beliau bahkan berkata, “Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkata-kata buruk dan tidak mengumpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari kita banyak-banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadhan ini dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Puasa (Syahrush Shiyam)
Puasa yang sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan suami isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita: akal pikiran, hati, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang lainnya. Semuanya harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan kemaksiatan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji, maka sekali-kali Allah tidak butuh dengan puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum saja.”
Bulan Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur’an)
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Pada setiap bulan ini, Rasulullah selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril. Beliau ingin memberikan teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab mungkin dengan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Interaksi ini meliputi banyak hal: membacanya, memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Infaq dan Sedekah (Syahrul Infaq wash Shadaqah)
Ramadhan bukan hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga kesempatan emas untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan kepada sesama. Di bulan ini kita sangat dianjurkan untuk banyak berinfak dan bersedekah. Kita telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan. Sudah semestinya kita kemudian mampu berempati kepada mereka yang selama ini biasa kelaparan dan kehausan, dengan cara berinfaq dan bersedekah kepada mereka. Demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebuah riwayat menyatakan bahwa kedermawanan beliau di bulan Ramadhan sampai menyerupai angin yang bertiup.
Demikianlah beberapa makna dan hakikat Ramadhan. Jika kita telah memahaminya maka selanjutnya kita harus bergegas untuk mengimplementasikannya dalam hari-hari Ramadhan kita. Harapan kita, keluar dari Ramadhan kita telah menjadi pribadi yang jauh lebih bertaqwa, la’allakum tattaqun.
Sudah berapa kali kita berjumpa Ramadhan? Bagaimana kita memaknai Ramadhan selama ini? Apakah kita biasa melaluinya begitu saja? Ataukah kita menjalaninya dengan biasa-biasa saja? Ataukah kita benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkannya untuk mengubah diri kita menjadi lebih baik lagi?
Jika kita ingin benar-benar mengistimewakan dan mengoptimalkan Ramadhan, tidak bisa tidak kita harus memahami hakikat Ramadhan. Berikut ini beberapa makna dan hakikatnya.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Bercermin Diri (Syahrul Muhasabah)
Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kita memanfaatkan Ramadhan pada setiap menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kita bisa menilai diri kita, apakah kita termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang muqtashid (yang pas-pasan saja), ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).
Disamping itu, Ramadhan juga merupakan sarana yang sangat tepat bagi kita untuk bercermin diri. Sebuah hadits muttafaq ‘alaih menyatakan bahwa selama bulan Ramadhan syetan-syetan dibelenggu. Nah, jika syetan-syetan telah dibelenggu tetapi kita masih saja melakukan dosa dan kemaksiatan maka seperti itulah diri kita yang sebenarnya.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Limpahan Rahmat (Syahrur Rahmah)
Rasulullah bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa di bulan ini … Barangsiapa tidak mendapat bagian kebaikannya, maka sungguh berarti ia telah dijauhkan dari rahmat Allah.”
Pada bulan Ramadhan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulan-bulan lainnya. Pada bulan ini, Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan, memberikan semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberikan bonus satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadr. Karena itu, rugilah kita jika selama bulan ini kita tidak memanfaatkan limpahan rahmat Allah yang sedemikian besar.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Taubat (Syahrut Taubah)
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berdiri (menegakkan shalat malam, shalat tarawih) pada bulan Ramadhan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yeng telah lalu akan diampuni.” Beliau bahkan berkata, “Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkata-kata buruk dan tidak mengumpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari kita banyak-banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadhan ini dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Puasa (Syahrush Shiyam)
Puasa yang sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan suami isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita: akal pikiran, hati, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang lainnya. Semuanya harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan kemaksiatan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji, maka sekali-kali Allah tidak butuh dengan puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum saja.”
Bulan Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur’an)
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Pada setiap bulan ini, Rasulullah selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril. Beliau ingin memberikan teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab mungkin dengan Al-Qur’an selama bulan Ramadhan. Interaksi ini meliputi banyak hal: membacanya, memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Bulan Ramadhan adalah Bulan Infaq dan Sedekah (Syahrul Infaq wash Shadaqah)
Ramadhan bukan hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga kesempatan emas untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan kepada sesama. Di bulan ini kita sangat dianjurkan untuk banyak berinfak dan bersedekah. Kita telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan. Sudah semestinya kita kemudian mampu berempati kepada mereka yang selama ini biasa kelaparan dan kehausan, dengan cara berinfaq dan bersedekah kepada mereka. Demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebuah riwayat menyatakan bahwa kedermawanan beliau di bulan Ramadhan sampai menyerupai angin yang bertiup.
Demikianlah beberapa makna dan hakikat Ramadhan. Jika kita telah memahaminya maka selanjutnya kita harus bergegas untuk mengimplementasikannya dalam hari-hari Ramadhan kita. Harapan kita, keluar dari Ramadhan kita telah menjadi pribadi yang jauh lebih bertaqwa, la’allakum tattaqun.